Sabtu, 27 Februari 2010

Awal mula cerita

Sore hari saat semangat ku lunglai
Dengan kehidupan yang datar dan berulang
Disitu awal cinta endapkan kata-kata ku
Tepatnya di akhir pengujung hari

Saat tubuh ini terlempar ke pangkuan kursi kecil
Kepala ku bersiasat dan menoleh kiri,
Nah! kudapatkan sosok baru terdiam
Membuat dahi merengut, dengan banyak tanya..

Semangat pun meluap,
Menanyakan siapa nama yang terdiam itu..
Saat kutangkap suaranya terbilang
Bumi berputar bukan lagi mengikuti porosnya
Ya, senang, satu kata mendefinisikan aku akan dirinya

Semakin lama tahu aku tulus jiwanya
Bening tawa dan lembut perwatakanya
Sungguh, diam aku dibuatnya..
Diam karena rasa datang dari nya menjamu hatiku..
Terbawa bayang, inikah cinta?

Di detik bayang-bayang rindu

Inikah selembar rindu,
Yang banyak dibicarakan orang,
Yang muncul di tepi semu
Ketika malam melahap terang?

Tidak tertulis ataupun sadar,
Berkata bisu itukah setianya?
Beranjak sulit, terjatuh kasar
Cinta hadir buta mulanya..

Jumat, 19 Februari 2010

Harapan rindu

Angin sampaikan rindu,
Melewati sela-sela rerumputan
Menuju tepat di rasa ku
Tersenyum dengan bisik waktu

Sebatang rokok tidak selamanya temaniku
Disini kembali sendiri,
Mencari yang ada dan selamanya
Menemani rindu yang beratap sepi

Dirimu kuharap yang bisa,
Disini tetap tanpa tembok yang besar
Tanpa keraguan dan karangan
Karena aku, berdua dengan rindu
Menemukanmu beridiri dengan bunga di tangan kanan mu

Dunia tidak hanya sebatas kursi kayu

Aku terpojok di kesunyian malam
Aku buta akan benar dan salah
Tanpa haluan layarku kulepas bebas
Karena malamku tidak hanya singgah di kursi kayu

Duniaku tidak sekecil mataku
Aku sadar, tapi entak kenapa rasanya mati suri
Aku seperti terlahir menjadi definisi yang bertentangan,
Dengan akal sehat dan nurani yang terinjak

KAMU

Kamu adalah matahari, bintang, juga bulan
Setiap hari kamu selalu nyata
Kamu seperti awan yang berat di senja kelam
Deras, menghujani taman hatiku

Kamu bagaikan angin timur,
Mengiringi hangat membawa berita gembira
Kamu juga bagaikan angin barat
Tenang, Mengiringi sejuk ke lembah hati tanpa rasa..

Sabtu, 13 Februari 2010

14 Februari

Hari setiap awal cinta,
Dimana para burung biru menyiulkan kebahagian
Jantan dan betina bertemu rasa
Hari inilah St.valentine meniniggalkan nyata

Kisahnya pengorbanan kasih sayang
Teruntuk seseorang yang tiada dua
Benih rasa, cinta, serta elegi tertanam
Dan saat ini juga dunia menariknya jua

14 Februari,
Tanpa ragu cintaku untukmu
Menghujani setiap panas emosimu
Menampung penuh tetes laramu
Dan menggangkat layar menjemput kebahagiaan..

Kamis, 11 Februari 2010

Malam seribu bintang

Hari ini langitku berbeda
Merah marun penuh tanda,
Dengan sedikit coretan berjarak kecil-kecil
Bintang-bintang yang damaikan jiwa

Kebahagiaan bukan tanda
Melainkan rasa tanpa dua bagian
Hanya satu dan tak pernah terlpukan
Jika memang seribu bintang menghujani malam sunyi ku

Apa yang sebenarnya tersembunyi

Di ruang kecil ini,
Tepatnya di tengah hatiku
Aku bisa melihat bingkai fotomu
Tertanam erat dengan segala rasa ku

Di nadi ini,
Tepatnya di setiap jalur darah mengalir
Aku bisa rasakan hangat perhatianmu
Mengalir pelan bersama waktu yang deras

Di segala langkah kaki ku,
Bisa dibilang setiap hari yang terpijak
Aku rindu rasa hadirmu
Yang membuatku merajut rasa-rasa

Apa yang tertulis sekarang,
Adalah apa yang tertahan
Tapi ingin segera keluar dan nyatakan
Apa satu hal suci yang diam dan bersembunyi..

Alam jakarta dari sisi lain

Bunga yang tumbuh terasa juga
Angin yang terhempas tiada suram
Di tepi monas aku berkarya
Tertulis alam tanpa kelam

Seperti kupu-kupu aku bebas
Menghinggapi beribu ragam bunga
Melihat satu alam terlepas
Dengan keindahan tanpa bahaya

Rasa yang ternggelam

Ringkih waktu termakan kelam
Lepas tinggal angan khayalan
Rindu yang lama tak lagi datang
Membusuk, di tepi hati karangan

Cinta hadir tidak lagi sama,
Berlawan arah dengan keabadian
Hadir ku yang dulu sekarang tenggelam
Terbungkus ombak menghantam asa

HILANG

Angin lalu beku,
Beranjak hilang tanpa langkah
Risaulah hati sendu gundah
Cintaku yang dulu masikah sama

Bati syairku pun buta
Inspirasiku lepas hilang
Karena pada nadiku,
Cinta untukmu sudahlah hilang

Minggu, 07 Februari 2010

Cerita tentang dirinya

Dirinya,
Mampu mengalahkan hatiku
Hatiku dibuatnya tunduk
Dibuatnya malu jika tersentuh

Dia,
Masih orang yang sama,
Terbangun di setiap mimpi-mimpi indah,
Terjaga di setiap bait syair

Dirinya Inspirasi,
Hidup di setiap bait syairku
Di detik waktu selalu terlintas
Menggerakan syaraf-syaraf motorik
Mengunci perasaan, di yang "terdalam"

Jam 06:00 lewat

Aku yang terbangun dari tidur,
Mendengar bisik hari akan malam
Mendengar para muadzan-muadzan
Berlomba-lomba meneriakan seruan tuhan

Aku yang akan bangun,
Menengok sinis arah jarum jam
Detik ke detik berguguran
Yang terjaga hanya seutas pikiran

Hatiku hatimu

Mungkin hatiku seluas benua
Juga sedalam samudera
Sehingga Kau terlalu bebas bermain
Juga terlalu dalam tenggelam

Tetapi hatimu sedingin Antartika
Juga sebeku kutub selatan
Sehingga aku terbunuh sunyi
Juga tertunduk beku...

Tanya burung gereja

Burung-burung tidak henti bernyanyi
Sesudahnya dia berkata padaku,
"kenapa wajah kakak terus saja dilipat?"
Aku hanya diam dan tertawa kecil

Setiap hari dan berhari-hari
Itu saja pertanyaan yang terseru
Dan itu pula yang buatku tersenyum

Setiap terbangun di awal hari,
Burung-burung itulah yang pertama kurindu
Eh tidak, mungkin leluconya yang kurindu
Leluconya yang menanyakan,
Wajahku yang kaku saat terkejut menatap sunyi mentari