Tiga Sisi

Angin hanyalah arti bisu

Sudut semakin dalam

Begitu banyak arti dalam tujuan

Kita yang bernafas hanya seperti anggrek biru

Seribu lompatan hanya sekian sepuluh satu

Semua kembali gelap dan berada

Satu sisi kenaifan

Berikutnya Kebimbangan

Sisi terakhir tenggelam dalam id dan ego

Semua terjadi

Sepi

Setiap langit yang kutatap kosong

Luas tanpa sapasi

Biru hanyalah nafas

Yang terhisap dari anginya malam

Waktu yang berjalan pelan

Atau aku yang terlalu cepat melangkah

Aku hanya jarak antara langit dan bumi

Bukan satu yang bermakna satu

Mata yang Terbenam

Suara malam terbuka sunyi
Satu mimpi di akhir senja
Kupeluk lembut arti matahari
Menghambat stimulus melupakan sadar

Mata menyindir lamunan waktu
Menangkap gelap dibalik resah
Semakin berat mata melangkah
Semakin dalam mata terbenam

Semua Perjalanan

Berapa pasir yang berhasil tersapu ombak?

Dan berapa yang selalu tertinggal?

Semua bukan masalah karena mereka memiliki arti

Masing-masing,

dan berbeda..

Hidup juga definisi yang berbeda

Jikalau semua pernyataan itu murni,

Dari segala perantauan pikiran

Maka tidak ada yang sama

Kemurnian pikiran yang berlayar itu suci

Bak selendang yang tenggelam dalam senja

Semuanya terpikirkan indah

Dengan gelap di setiap jalanya

Biarkan dua pijakan yang ada terpilih

Baik dan buruk

Semuanya bukan begitu saja muncul (takdir)

Melainkan realisasi dari kekuatan pikiran...

Hari Yang Asing

Seperti biasa,

Lamunan tetap mengisi langkah hari ini

Berpangku tangan solusi tepat

Juga menunggu jawaban akan kehadiran

Suatu saat,

Mata ini menangkap huruf yang asing

Matahari bukan lagi hanya sejengkal

Melainkan bebas terjun tidak kenal batas

disitu senyumku berpacu

salah tingkah tepatnya..

Hari ini rasanya sangatlah asing

Dalam seminggu aku berprasangka hari ini adalah hari ke-8

Tidak terhitung,

Namun setia menarik bait nadiku

Terlebih lagi,

Jika kurasakan hangatnya sepenggal senyuman

dan itu kamu