Jumat, 13 Agustus 2010

Berbagi Kosong

Jika saat ini kulihat satu persatu jarum jam berlarian mengejar waktu, maka mulai kusadari jantung ini berdetak mencari suatu kepastian dari arti sebuah sunyi. Bisa kurasakan angin bermuara tenang, dangkal, tanpa sesuatu yang aneh. Lalat-lalat gemuk itupun terbang tanpa pikir panjang seperti biasa, debu yang berebut sandaran heboh seperti biasa, jalan raya yang semakin bising juga seperti biasa, selalu berteriak mencari satu emosi. Tapi suatu rasa ini terus saja memicu jantung ku, "siapa?" atau mungkin "apa?" bahkan "bagaimana?" ikut ambil bagian.

Seperti dua sisi koin yang berputar searah, aku hanya dapat menunggu hasil dari segala takdir. Disini berbagi kekosongan. Semua terjadi tanpa percakapan, hanya seperti dua titik yang terhubung garis semuanya terjadi, singkat.

Pertama yang kucari adalah "siapa?". Seluruh fungsi otak terus saja bekerja semaximal mungkin dengan keraguan seminimal mungkin. Mulai lagi berbagi dengan kekosongan, kucoba gali terus menerus apa rasa yang membuat hati ini berlabuh. Atau mungkin tepatnya "siapa" yang melabuhkan hati ini. Nihil. Tidak kutemukan satupun bingkai foto yang terkena, Tidak ada sama sekali wangi yang menyebar mengingkatkan ku pada seseorang.

Lalu Kedua dengan pencarian "apa?". Kurasa untuk yang satu ini, tidak harus kukebiri detik-detik jam yang daritadi berusaha kabur. Sudahlah, buat apa berbagi kosong dengan omong kosong.

Mungkin yang menarik adalah "bagaimana?". Disini saat berbagi kosong, aku tidak lagi merasa seperti dua titik yang terhubung oleh garis, Melainkan sebuah lingkaran kecil dalam lingkaran besar. Aku berada didalam ku, tapi dalam bentuk yang lebih besar, mungkin sudah lama, tapi tidak pernah ku berpfikir untuk menyentuh luarnya. Satu bulan kucoba hitung mundur, apa itu "bagaimana" yang kurang, apa pencampaian yang belum kusentuh ujungnya. saat itu juga waktu menggilas tajam naluriku, seperti memotong jarak, aku sadar. Bagaimana bisa aku lupa dengan semua kertas, dan pesil-pensil ku, bagaimana bisa imajinasiku tidak lama singgah dan mampir, bahkan bagaimana bisa aku berbagi kosong disaat seperti ini. Detik itu juga aku bangun dan mulai menggali semuanya.

Bagaimana bisa kosong menyadarkan itu semua?
mungkin hanya waktu yang pantas mengetahuinya, kelak..